Nama : Ahmad fauzi
Kelas : 1DB 23
NPM : 30110375
Untuk mengenang jasa para pahlawan dan melihat sisi lain dari sebuah
kemerdekaan, berikut ini sekumpulan cerita yang menyentuh di belakang
kemerdekaan Indonesia. Dikutip dari Milis Friendship.
Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur?
Coba simak ceritanya.
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur
nyenyak dikamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya.Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun.Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul
10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih.Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya, masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai.
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama, yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
Berdasrkan ARSIP NASIONAL sumber terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar